Sabtu, 01 September 2012

Menjadi Audidaktor Sejati

Kemampuan individu dalam menguasai suatu pelajaran atau materi tertentu tergantung dari cara belajarnya. Banyak orang yang prestasi belajarnya menurun karena cara belajarnya tidak sesuai dengan keinginannya. Seseorang akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajarnya sendiri.

Dalam dunia ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia belajar ada dua jenis cara belajar, yaitu belajar dengan bimbingan dan belajar tanpa bimbingan (dengan kemampuan sendiri). Orang yang biasa mempelajari sesuatu dengan kemampuannya sendiri disebut dengan orang autodidak (autodidaktor).

Autodidak dapat diartikan sebagai belajar secara sendiri untuk akhirnya mampu menguasai keahlian tertentu. Meski terkesan individualistis dan menjauhi dari nilai sosial, namun harus diakui metode belajar secara autodidak akan memberikan hasil yang sangat memuaskan walaupun tak semua orang akan mudah untuk menempuhnya.

Dahulu orang autodidak itu dipandang sebelah mata, karena mereka dianggap orang-orang yang tidak mengerti dasar keilmuwan. Mereka juga dicap sebagai individu yang seenaknya mengeskplorasi ilmu pengetahuan atau seni. Akan tetapi, belakangan ini eksistensi orang otodidak justru disegani. Mereka dianggap sebagai individu-individu yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata yang tak kalah hebatnya dengan individu-individu yang belajar dengan bimbingan. Begitu pula dengan prestasi belajar yang semakin lama semakin cemerlang. Sudah barang tentu banyak orang yang ingin menerapkan cara belajar ini.

Belajar secara autodidak sangat penting peranannya bagi tiap individu dalam usaha mencapai prestasi belajar yang tinggi. Seseorang yang memiliki kebiasaan belajar autodidak, cenderung menunjukkan semangat dan kegairahan dalam kegiatan belajarnya. Mereka biasanya kelihatan lebih menaruh perhatian bersungguh-sungguh dalam belajar dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

Individu yang belajar secara autodidak akan lebih tekun, bersemangat, lebih tahan dan memiliki ambisi yang lebih tinggi dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik, dibandingkan dengan individu yang hanya belajar dengan pembimbing. Mereka yang bergantung dengan pembimbing akan kelihatan kurang atau tidak bergairah dalam belajar maupun pada saat mengikuti pembelajaran. Mereka tidak menaruh perhatian khusus terhadap pelajaran yang dipelajari dan tidak berpartisipasi aktif dalam belajar (pasif). Kondisi individu yang hanya mengandalkan seorang pembimbing dalam belajar sudah tentu tidak mampu menghasilkan prestasi yang memuaskan.

Albert Einsten
Seperti halnya Albert Enstein, pada masa kecilnya ia suka melamun. Menurut guru-gurunya di Jerman dia akan gagal di bidang yang ditekuninya; beberapa pertanyaannya merusak disiplin kelas, dan dia dianjurkan untuk tidak bersekolah. Padahal, apa yang dilakukannya itu bertujuan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang ia pelajari sendiri. Namun demikian, ia tetap belajar sehingga menjadi orang yang berprestasi di sepanjang sejarah.

Melihat catatan seperti itu, belajar secara autodidak menjadi sangat efektif karena berawal dari kesadaran kita untuk ingin bisa menguasai keahlian tertentu. Hingga kegiatan belajar bukan lagi suatu kewajiban tetapi sudah menjadi kebutuhan. Akan ada perasaan bebas dan kita belajar tanpa keterpaksaan karena dalam belajar secara otodidak kita sendiri yang menentukan hal apa saja yang mau kita pelajari dan kita kuasai.

Kegiatan belajar secara autodidak dapat mengembangkan keterampilan yang kita miliki. Karena dalam belajar secara autodidak kita dituntut untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri. Kita bisa melatih diri dengan cara mampu mengenali kekurangan yang dimiliki dan mencoba mencari cara untuk memperbaiki kekurangan tersebut.
Kita akan menjadi manusia yang bebas karena bisa dengan fleksibel mengatur waktu untuk belajar, kita juga bisa menentukan sendiri kapan kita meluangkan waktu untuk belajar. Proses waktu yang lama untuk belajar secara autodidak juga dapat dijadikan sarana untuk memperluas pengetahuan, mengasah potensi yang dimiliki; pikiran, imajinasi, perasaan, kesadaran dan tubuh, dan memperkuat mentalitas diri.

Melalui belajar secara autodidak kita mampu memiliki keahlian yang sangat baik karena biasanya kita akan terus berlatih untuk semakin meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Itu semua terjadi karena dalam belajar secara autodidak hal yang kita pelajari adalah sesuatu yang memang kita sukai, sehingga tidak ada rasa bosan dan jenuh untuk selalu mempelajarinya. Kegiatan belajar secara autodidak mengasah kedewasaan pada diri kita untuk mampu menentukan mana yang harus kita lakukan dan mana yang baik untuk kita.

Dengan belajar secara autodidak kita dapat mempelajari hal yang memang menjadi minat dan bakat yang kita miliki. Kita akan mampu menghasilkan pribadi yang percaya diri dengan kemampuan yang istimewa, sehingga nantinya kita akan mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan sesuai dengan dengan minat dan keahlian yang dimiliki. Dengan demikian, kegiatan belajar maupun bekerja dapat menjadi hal yang menyenangkan.

Namun, tak dapat dipungkiri bahwa dalam belajar autodidak kemungkinan juga akan berhadapan dengan banyak kesulitan, rintangan, ejekan, hambatan, dan hal-hal yang mendorong seorang autodidak tidak mau belajar lagi. Semua itu harus diatasi satu persatu dengan penuh kesabaran, ketekunan, keuletan, kegigihan, dan semangat pantang menyerah, sehingga sedikit demi sedikit dapat diatasi. Lihatlah air yang menembus batu, itu tidak dilakukan dengan mudah, meski dari luar kelihatan mudah, membutuhkan akumulasi energi bertahun-tahun untuk menembus batu.

Belajar secara autodidak berawal dari kemauan diri sendiri. Berangkat dari kesadaran bahwa belajar adalah suatu kebutuhan. Kemampuan mungkin bisa dilatih tapi kemauan harus ada dari hati kita. Keterbatasan bukan menjadi hambatan, keterbatasan justru memacu kita untuk menjadi kreatif.

Tanpa disadari, dalam kehidupan sehari-hari kita banyak melakukan pembelajaran secara autodidak. Misalnya, ketika harus pergi ke sebuah tempat yang baru kita datangi maka kita akan coba untuk mengingat jalan yang kita lalui agar tidak tersesat ketika pulang nanti. Begitu juga dalam kegiatan adaptasi, ketika kita mencoba untuk menyesuaikan diri dengan tempat dan suasana baru, maka tanpa bimbingan siapapun kita akan mencoba untuk memahami tentang kondisi baru tersebut hingga kita bisa cocok dengan keadaan di sekitar kita itu. Dengan ketidaksadaran ini, perlahan kita akan terbiasa untuk mempelajari hal-hal yang baru secara autodidak.

Rutinitas yang dijalani dalam belajar autodidak memang membosankan. Maka dari itu, dengan melatih diri untuk belajar autodidak kita akan semakin mandiri dalam belajar. Dan jika kita mengalami kendala ketika belajar autodidak, kita  bisa mengatasinya dengan cara-cara yang tak terlalu sulit, seperti ; merancang posisi dan cara belajar yang menyenangkan, menikmati alam ketika merasa jenuh belajar, Mengingat tokoh idola atau ilmuan yang sukses, dan sebagainya. Dengan demikian, kita akan sukses dalam menguasai suatu materi / pelajaran dengan sendirinya. Kesuksesan dalam menguasai materi  pelajaran akan merujuk pada keberhasilan untuk mencapai prestasi yang diinginkan.
 
Written by : Ina Maharani Hasibuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar